![]() |
| Grenada. |
Sebagian besar negara memiliki pasukan militer yang besar untuk melindungi negara mereka pada saat-saat tertentu. Negara yang memiliki pasukan militer terbesar dan paling menonjol adalah China, yaitu sekitar 1,6 juta personil militer.
Berikut adalah 10 negara yang tidak memiliki angkatan bersenjata.
Masing-masing negara memiliki alasan yang berbeda-beda, mulai dari
sejarah negara sampai lokasi. Padahal kekuatan militer merupakan suatu
kebutuhan, namun negara-negara ini merasa tidak memerlukannya.
Mereka memiliki rencana cadangan apabila suatu saat negara mereka diserang atau terlibat dalam peperangan, tetapi tetap tidak melibatkan pasukan militer khusus. Mereka hanya mengandalkan meminta perlindungan dari negara lain. Dan inilah daftar negara-negara yang tidak memiliki angkatan bersenjata.
Mereka memiliki rencana cadangan apabila suatu saat negara mereka diserang atau terlibat dalam peperangan, tetapi tetap tidak melibatkan pasukan militer khusus. Mereka hanya mengandalkan meminta perlindungan dari negara lain. Dan inilah daftar negara-negara yang tidak memiliki angkatan bersenjata.
1. Andorra.
Andorra memang tidak memiliki tentara, namun mereka telah menandatangai
perjanjian dengan negara Eropa dan Prancis untuk meminta perlindungan.
Ada sedikit tentara relawan tapi semata-mata hanya untuk operasi
seremonial.
2. Grenada.
Negara ini belum memiliki pasukan darat sejak tahun 1983, karena
asosiasi invasi mereka dipimpin oleh Amerika. Badan Kepolisian Kerajaan
Grenada mempertahankan unit layanan khusus paramiliter yang difungsikan
untuk keamanan internal. Pertahanan di sana merupakan tanggung jawab
dari Sistem Keamanan Regional.
3. Liechtenstein.
Negara ini menghapuskan tentaranya pada tahun 1868 karena dianggap
terlalu mahal. Militer hanya diperbolehkan pada masa perang saja, namun
situasi ini belum pernah terjadi. Tapi Kerajaan Liechtenstein tetap
mempertahankan hukum dan tim khusus Taktik dan Senjata, yang dilengkapi
dengan senjata kecil untuk ditugaskan menjaga keamanan internal.
4. Kepulauan Solomon.
Solomon tetap mempertahankan pasukan paramiliter untuk konflik etnis
yang berat sekalipun, di mana Australia, Selandia Baru dan negara-negara
Pasifik lainnya ikut turun tangan untuk memulihkan hukum dan ketertiban
di negara tersebut. Tidak ada militer yang dipertahankan di sana, namun
mereka memiliki pasukan polisi yang cukup besar dan mengerahkan Maritim
Surveillance Unit yang dilengkapi dengan senjata ringan serta tetap
mempertahankan dua kapal patroli kelas Pasific, Auki dan Lata. Sedangkan
untuk masalah pertahanan dan bantuan kepolisian merupakan tanggung
jawab dari RAMSI.
5. Nauru.
Australia mengenakan biaya atas pertahanannya terhadap Nauru yang berada
di bawah perjanjian kasual antara dua negara. Namun, mereka tetap
memiliki angkatan polisi bersenjata yang relatif besar dan kepolisian
tambahan untuk keamanan internal.
6. Vatican City.
Mereka tetap mempertahankan Gendarmerie Corps untuk kepolisian internal.
The Swiss Guard merupakan unit milik Tahta Suci bukan negara Vatican
City. Negara ini tidak memiliki kesepakatan pertahanan dengan Republik
Italia karena hal itu dianggap melanggar netralitas Vatikan, namun
Pasukan militer informal Italia tetap melindungi Vatikan. Palatine Guard
dan Noble Guard telah dihapus sejak tahun 1970.
7. Tuvalu.
Sejak awal didirikannya negara ini, tidak ada pasukan militer yang
dibentuk, tetapi mereka tetap mempunyai polisi kecil dan sebuah Maritime
Surveillance Unit untuk keamanan internal negara mereka. Maritime
Surveillance Unit dilengkapi dengan senjata kecil dan memelihara satu
Pasific dengan kategori perahu, Te Mataili.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar